PENTIGRAF (CERPEN TIGA PARAGRAF) 

REKOR MURI 2222 PENULIS


Ide tema Romansa

                                                RINDU YANG TERTUNDA

    Kutarik napasku dalam dalam  dan berulang-ulang, tapi tetap saja tidak mampu membuat nafasku normal. Dia datang terlambat. Terlambat setingkat lebih telat dengan teman-teman lain. Hari ini adalah reuni teman SMA-ku. Andai dia ada di tengah-tengah teman-temanku kemarin, aku tidak secanggung ini. Bolak-balik aku ke luar masuk,  dari bawah menuju ke atas. Karena kebetulan rumahku lebih tinggi daripada tetangga lain. Tak jelas apa yang kucari. Hanya perasaan lega saja. jika bolak-balik.

    Dia muncul dengan mobil Jazz merahnya. Mobil yang dulu selalu dibawa saat berkunjung. Tak banyak yang berubah. Hanya catnya yang agak sedikit pudar tapi tetap elegan. Begitu juga dia. Dia nampak lebih senior. Rambutnya kini berubah jadi dua warna. Hitam dan putih, menyiratkan kematangan spiritual dan kebijaksanaan. Apalagi ditambah tugas tambahannya sebagai seorang kepala sekolah dan ketua yayasan di daerahnya. Kerutan halus di wajahnya semakin menambah wibawa tersendiri di usianya yang tidak muda lagi. Lebih dari 35  tahun aku tak pernah bertemu, tentu saja aku canggung dengan kedatangannya. Apalagi dulu hatinya dan hatiku pernah terpaut. Hanya karena jarak dan pendidikanlah yang membuat seribu satu masalah dan konflik datang silih berganti. Sampai akhirnya suatu saat di sore hari di tempat KKN (Kuliah Kerja Nyata) ku di Malang, Kakak kelas di Kampus, yang  juga pengagumku, tiba-tiba menarik buku yang kutaruh di atas meja. Ada sesuatu yang terjatuh. 

    "Apa ini!! katanya dengan suara keras. "Foto siapa ini!" bentaknya. "Mengapa tersimpan di sini" tambahnya. "Bukan siapa-siapa, dia teman SMA-ku" jawabku lirih. "Kalo hanya teman biasa, tidak mungkin. Kenapa hanya satu tanyanya. "Iya, karena itu satu-satunya foto kenangan bersama temanku" jawabku dengan suara hampir tak terdengar. "Apa? foto kenangan? kenangan apa? Jika masih menginginkan kelanjutan bersamaku, ihlaskan foto ini aku robek" Tanpa menunggu jawabanku langsung dirobeknya foto itu. Krekk. Lalu dilempar ke dalam tong sampah. Kemudian tanpa berkata sepatah kata lagi, dia meninggalkan aku sendirian.

    Jauh di mata tapi dekat di hati tak lagi cocok dengan hubunganku dengan teman SMA itu. Esok harinya dia datang lagi dengan mobil jazznya dan mengajak ke luar. Diluncurkan mobilnya menuju sebuah cafe dekat rumahku. Tanpa banyak bicara, disodorkannya bingkisan kecil berwarna merah padaku. Tentu saja aku kaget. Isinya sebuah Cincin Emas. Pertanda dia mau meminangku.  


 

Comments

Popular posts from this blog