Sang narasumber mengawali dengan ungkapan, "kali ini saya ingin sharing pengalaman menjadi penulis dari buku mayor, yaitu karya tulis yang diterbitkan oleh penerbit nasional", tegasnya.
Kita simak bagaimana latar belakang sehingga beliau menjadi ketagihan menulis sampai akhirnya menjadi penulis produktif dan terkenal. Duh hebatnya.
Saya merasa bahwa semakin saya banyak membaca buku dan menulis penonton televisi (dulu belum ada internet), semakin tinggi keinginan saya untuk menulis. Buku Mayor pertama yang terbit adalah di tahun 2000, yaitu dua tahun setelah krisis dan reformasi. Sepuluh buku pertama saya isinya adalah bunga rampai. Setiap buku terdiri dari 50 artikel. Setiap artikel berisi ringkasan SATU TOPIK yang sedang menjadi trend pada saat itu. Saya sendiri tidak menduga ketika begitu banyak orang yang membelinya.
Karena hal-hal yang tidak terduga itulah sampai akhirnya jadi ketagihan menulis. Hal lain yang membuat motivasi menulis lebih besar adalah karena banyaknya SMS (dulu belum ada WA) yang masuk ke nomor hp saya mengucapkan terima kasih atas buku yang saya buat. Tentu saja hal tersebut membesarkan hati dan saya merasa hidup saya berguna untuk orang lain.
Begitulah pentingnya menulis nomor handphone di setiap buku yang saya tulis. Ketika tanggal 16 Maret 2020 semua guru dan siswa harus belajar dari rumah, karena ada virus covid-19, saya memutuskan untuk menjadi youtuber, Setiap hari saya membuat satu youtube, yang isinya hal-hal berkaitan dengan PJJ (karena sedang menjadi pembicaraan nasional).
Saya membuat youtube dengan judul aneh-aneh, seperti gamification, flipped classroom, collaborative learning, metaverse, IOT, big data, dan lain sebagainya, ungkap sang narasumber yang ternyata beliau adalah sebagai ....dalam PGRI
Nah ketika Oom Jay mengajak saya untuk mengajarkan guru-guru menulis, saya tergerak untuk bereksperimen. Setiap guru saya minta untuk membuka youtube saya dengan alamat EKOJI CHANNEL. Kemudian setiap guru saya minta untuk menuliskan apapun yang saya omongkan di youtube tersebut. Setelah itu saya memberikan tambahan referensi untuk memperkaya konten.
Alhasil, dari 30 guru yang berniat bergabung, 19 buku diterbitkan. Dan dari 19 buku tersebut, satu buku terpilih jadi Buku Terbaik Nasional versi Perpusnas untuk kategori PJJ. Hingga saat ini kalau tak salah sudah lebih dari 60 buku guru-guru hebat yang berhasil diterbitkan oleh Penerbit ANDI, tutur beliau mengakhiri latar belakang dirinya.
Nah pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mengajak guru-guru yang tertarik untuk menjadi penulis buku mayor yang diterbitkan untuk mendaftarkan diri. Namun kali ini agak berbeda modelnya. Saya akan kasih SEBUAH TEMA, kemudian dengan bimbingan saya dan bu Aam anda mendalami tema tersebut sehingga menjadi buku.Target saya untuk angkatan ini adalah buku-buku sudah masuk ke penerbit. Untuk dikurasi SEBELUM Idul Fitri. Ada yang berminat?, tanya sang narasumber dengan tegas dan jelas. Langsung Pak Prof. Eko menyilakan Bu Aam untuk mulai menanyakan kepada teman-teman tercinta.
Kontan kami sebagai peserta KBMN 28 ini berebut. Banyak yang berminat. Dalam waktun beberapa detik saja dibuka, langsung terkumpul 74 peminat. Luar biasa. Aku sendiri juga berminat. Namun masih belum terpikir apa yang akan ditulis, dan belum bisa membayangkan tulisan semacam apa, genre fiksi ataukah nonfiksi.
Kalau ingin menuliskan buku yang diterbitkaan mayor, anda harus mengikuti KEBUTUHAN PASAR, Jelas sang profesor. Jadi kita menulis BUKAN UNTUK DIRI SENDIRI, tapi UNTUK ORANG LAIN imbuhnya.
Inilah contoh sebuah tema:
Classroom Design and Management
Community Based Learning
Computer-Based Assessment
Competency-Based Learning
Computer-Adaptive Assessment
The 21st Century Learning Skills
Itu adalah judul-judul yang banyak dibutuhkan sekolah-sekolah jaman sekarang. Tidak perlu berfikir panjang-panjang dulu. Mulai dari satu hal yang sederhana. Jangan menuliskan sesuatu yang kita tidak mengerti dan tidak ada sumber referensinya., Kata pak prof menegaskan.
Disela-sela penjelasan ada dari kami, Pak Rohim, yang bertanya. Bagaimana cara agar bisa tampil PD dalam menulis berbagai genre. "Cara PD gampang", jawab Prof. Eko. "Daftar sekarang ke bu Aam. Ikuti yang saya katakan. Nanti PD akan muncul dengan sendirinyaa. Masak ndak pede anda jadi penulis pertama, dan saya menjadi penulis kedua?" tambah prof. Eko. Tanya bu Aam tentang masalah ini, pengalamannya. Makannya dulu kalau bu Aam masih ingat, saya lebih senang mengajak rekan-rekan guru untuk BERJALAN BERSAMA, bukan sekedar BERDISKUSI. Kebanyakan orang senangnya berdiskusi dan TAKUT EKSEKUSI. Kalau saya terbalik, langsung EKSEKUSI di bawah bimbingan saya, baru kita berdiskusi nanti kalau ada hambatan.Carilah judul yang ANTI MAINSTREAM. Kalau yang BIASA-BIASA SAJA, biasanya penerbit mayor tidak tertarik menerbitkannya. Imbuhnya.
Pertanyaan berlanjut, kira-kira berapa jumlah referensi yang ideal, Prof? Tidak ada aturan mengenai hal ini. Referensi adalah bentuk penghormatan kita terhadap karya orang lain yang butir-butir kontennya kita pakai dalam buku kita. Semakin banyak kita pakai pemikiran orang lain, semakin banyak referensi yang kita pergunakan.
Inilah link cara mencari judul dan tema yang menarik bagi penerbit mayor https://www.youtube.com/watch?v=17v72RUhZIY.
Mengakhiri pertemuan Prof. Eko menanya apa kira-kira motivasi peserta mengikuti serangkaian program KBMN PGRI 28 ini apakah karena INGIN TAHU, INGIN BISA, atau INGIN SERTIFIKAT?. Jika jawabannya ingin bisa maka seharusnya daftar segera tantangan menulis 2 minggu. Terus terang prof, aku juga ingin bisa. Bisa menulis. Bisa mewujudkan impian, menerbitkan buku solo.
Bismillah, semoga bisa terwujud, ...
salam literasi bu
ReplyDeleteMari ke pasar pagi membeli tomat, mari percaya diri dan tetap semangat,, eeaaa
ReplyDeletesemangat bu, kejar mimpi bersama sang inspirator
ReplyDelete