PUISI TEMA CINTA


                                    Tersayat

Merahnya mawar membuatku sadar

Sadar akan arti sebuah kesabaran

Kau ambil bungkusan mungil itu

di saku kemeja barumu

lalu kau sodorkan padaku

Aku menggeleng tanpa melihatmu

Wajah manismu yang tulus membuatku terharu

Terharu melihat sorot wajahmu

Hatiku tersayat 

Kutahu kau tak setuju

Tak setuju dengan gelenganku

Tuhan...apa yang harus kukatakan

Tak sanggup kuhancurkan harapannya

Tak sanggup kurobohkan cita-citanya

Tak sanggup kuucapkan walau sepatah kata

Hanya tetes air mata yang bercerita

Doaku semoga kau bahagia


                                    Kekasihku

Telepon selulerku berdering 

Berdering dan bergetar

Rupanya sudah berkali-kali suaranya

Kucari namanya berbalik memanggil

Kularikan mobilku secepat kilat

Satu jam perjalanan kutempuh hanya setengahnya

Hatiku sudah tak berbentuk

Remuk

Mataku berkunang-kunang

Astaghfirllah..Astaghfirllah..

Hanya kata itu yang kuulang-ulang sampai di ujung perjalananku

Kucari-cari wajah itu

Wajah yang selalu menemani setiap saat

Wajah yang mengayomiku dalam suka dan duka

Dipaling ujung rupanya ia ditempatkan

Wajahnya yang pucat melihatku bulat

Kusentuh tangan, badan dan kakinya

Lemas tak berdaya tapi tersenyum

Baru lima jam lalu

Berpamitan padaku

Doakan sukses dan lancar, aku ngisi workshopnya

Workshop di atas gunung itu

Lama aku pergi ya

Kucium tangannya sambil mengangguk

Kita pun berjalan ke arah berlawanan

Dia pun pergi tak kembali 



                                     Sajadah

Selalu kumerindu

Tak kenal batas waktu

Waktu yang kian terasa lama

Tak seperti biasa

Hari-hariku kuhabiskan 

Di atas sajadah panjang

Sajadah pemberian kekasih tercinta

Dialah saksi cintaku

Entah berapa liter air mata tertumpah

Di atas sajadah panjang itu

Bahagia tak bertepi saat berada di atasnya

Keluhan dan teriakan hatiku habis terkuras

Bisikku semakin syahdu

Syahdu saat disepertiga waktu


 



Comments

Popular posts from this blog