Eksotisnya Gili Trawanganku

    Pekerjaanku adalah seorang guru. guru Bahasa Indonesia di sebuah pinggiran kota di Kabupaten Lombok Utara. Sebuah kabupaten termuda yang berada di Nusa Tenggara Barat. Dengan luas hanya sekitar 776,25 km2. Berada di kaki sebelah utara Gunung Rinjani. Serta memiliki objek wisata terkenal sampai ke mancanegara, salah satunya dikenal dengan nama  "Tramena" Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air. Selain itu juga ada Air terjun sendang Gila, dan danau Segara Anak di lereng Gunung Rinjani.

Dari tiga gili ini yang paling ramai dan banyak dikunjungi wisatawan sampai Manca negara adalah Gili Trawangan. Terletak di desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara. Untuk sampai ke pulau kecil ini harus menyebrang lautan kurang lebih 20 menit. Dengan menumpang angkutan laut atau public boot kita bisa mendapatkan impian menuju pulau terapung ini dengan menyebrang terlebih dahulu. Sebenarnya bisa juga menyebrang melalui daerah lain, tetapi di dermaga Bangsal adalah akses yang paling dekat dan utama.


Sebelum menyebrang  harus antre membeli tiket publik boat. Dengan uang sebesar dua puluh tiga ribu rupiah bisa mendapatkan tiket menggunakan publik boat. Kapal biasanya diisi penumpang maksimal tiga puluh orang.  Tak boleh lebih karena ini menyangkut keselamatan penumpang. Keselamatan penumpang adalah utama. Kapal penyebrangan yang ada memang terlihat sangat sederhana. Tak ada alat untuk keselamatan yang memadai. Hanya beberapa pelampung sederhana yang terlihat dicantolkan di plafon kapal. Mungkin pemilik kapal berpikir bahwa rata-rata penumpangnya pandai berenang. Jika tidak, ..hemm...entahlah. Namun sejauh ini tak pernah ada cerita tentang kecelakaan. Bismillah, semoga tidak pernah ada. Mungkin juga karena waktunya menyebrang juga tidak lama. 

Tak seberapa lamanya awak kapal berteriak. "Silakan..Silakan. Yang punya tiket warna hijau segera naik ke atas kapal! Teriaknya berulang-ulang, dan segera terlihat orang-orang yang membawa tiket hijau memberikan tiketnya kepada awak kapal tersebut. Barulah mereka dipersilakan naik menuju atas kapal. Setelah itu awak kapal segera memegang kendali mesin lalu dilarikan dengan kecepatan penuh menuju arah barat. 

Jika dilihat dari Bangsal arah menuju Gili Trawangan adalah di sebelah barat, sementara Gili Meno di tengah dan Gili air di sebelah timur, paling dekat dengan desa Pemenang. Tentunya dengan harga tiket paling murah.  

Tiket yang ada memang dibuat berwarna warni dengan tujuan mempermudah pengecekan saat naik kapal. Tak ada kata bosan walau harus menunggu. Padahal kata orang bijak, menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan. Hal ini tidak berlaku untuk daerah wisata ini. Turis lalu lalang adalah pemandangan . Ini menguntungkan jika ingin belajar bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Cina, Korea bahkan Jerman sekalipun dengan gratis. Turis terlihat senang dan terbuka saat diajak biacara.    

 

 
Turis manca negara tidak sulit dicari karena merekalah yang memenuhi Pelabuhan Bangsal, yakni pelabuhan tempat menunggu angkutan laut tersebut. Senyum selalu saja terlihat  jika mereka sempat berpapasan walau tak saling kenal. Panasnya udara pantai tidak terasa karena kalah dengan menariknya anugerah Tuhan yang Maha Kuasa ini, yakni pantai yang terlihat tenang dan warna yang menyejukkan hati, biru. 




Pantai yang membentang  dari barat sampai ke timur semuanya adalah untuk kita, manusia. Masyarakat sekitar adalah nelayan. Terkenal dengan ikan tuna  seolah mentip pesan, nikmat mana lagi yang kau dustakan. 









Comments

Popular posts from this blog