Gali Potensi dan Ukir Prestasi
Pertemuan ke-3 KBMN 28
Assalamualaikum Sahabatku, Alhamdulillah semakin hari semakin menarik saja kelas belajar menulis, KBMN 28 ini aku rasakan. Apa sahabat yang lain juga demikian? Sungguh, kegiatan ini betul-betul membuat aku semakin menyenangi dunia kepenulisan walau aku sendiri baru belajar menulis. Ya, hanya belajar merangkai kata-kata yang selanjutnya aku rangkai menjadi kalimat. Kalimat yang bisa mewakili penglihatan dan pikiranku.
Aku merasa terus merindu, merindu dan merindu kegiatan KBMN. Semoga seperti ungkapan Bunda Kanjeng yang akhirnya benar-benar akan menuju menjadi sebuah passion. Passion untuk diriku. Diriku yang hanya seorang guru Bahasa Indonesia di pinggiran kota. Tepatnya di Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ketika aku mengikuti kegiatan Menyambut HUT PGRI ke-77 dan Hari Ibu ke-94 Perempuan PGRI di Provinsi NTB, Jumbara (Jumba Bhakti Gembira) ke-2 yang diadakan di kota sirkuit Kuta, Mandalika, Lombok Tengah, yang diadakan pada akhir Desember tahun, tepatnya tanggal 28 dan 29 Desember 2022 . Disitulah aku baru mengenal istilah Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN).
Kegiatan saat itu tidak hanya seminar,-seminar tentang keperempuanan saja, tapi juga ada pameran buku. Banyak buku yang dipamerkan pada saat itu. Mulanya aku kira ada pameran dan jual buku. Aku dekati satu persatu dan aku amati buku-buku yang dipampangkan. Menarik sekali. Baru bakda ashar Wakil Gubernur NTB, Ibu Dr. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd. resmi melounching buku-buku yang telah dipampangkan tersebut. Ditemani beberapa guru-guru yang namanya tertulis pada buku-buku tersebut. "Hebatnya...guru-guru ini, yah, " Pikirku dalam hati.
Bisakah aku juga seperti guru-guru hebat seperti itu. Mengingat aku ini seorang guru bahasa Indonesia. Guru yang bisa dikatakan banyak tahu tentang cara menulis. Teori dan hanya sebatas teori saja, jika tak aku wujudkan. Niatku bertambah besar mengikuti kegiatan ini karena di sekolah tempatku mengajar sudah kuwujudkan menerbitkan buku-buku antologi bersama anak-anak didik. Cerita fiksi, yakni cerita pendek. Pertama terbit sebelum gempa bumi Lombok tahun 2017 berjudul Cinta dalam Balutan Adat. Buku ini adalah sebuah buku antologi dari karya siswa. Berawal dari kegiatan literasi yang sudah digerakkan selama dua tahun, kemudian diadakan lomba menulis cerpen, jadilah satu kumpulan buku, sebuah antologi bersama 21 cerpen terbaik yang terpilih terbit bulan November 2017.
Kedua, terbit tahun 2019 dengan judul Cinta di Balik Duka. Bergenre cerpen dan dibukukan dalam sebuah buku antologi juga. Kisah tentang romantika dan duka 20 siswa dalam guncangan Gempa Bumi di Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dua-duanya di bawah asuhanku. Sebatas mengasuh. Harusnya tidak. Harusnya lebih dari itu.
Ketua pengurus Perempuan PGRI NTB, Ibu Emiliyati, M.Pd dan Ibu Meci menyapaku dengan bertanya, Ibu sudah memiliki buku solo? sapanya. Aku hanya tersenyum. Tidak tahu harus menjawab apa. Nanti ikut kegiatan KBMN ya, ajaknya mengakhiri perbincangan kami.
Alhamdulillah, gayung bersambut. Niatku benar-benar tambah besar. Kini aku sudah masuk di dalam kelas belajar menulis tersebut. KBMN 28. Bisakah aku wujudkan. Betul-betul pertanyaan yang belum pasti terjawab.
Malam itu adalah pertemuan ke-3. Temanya pas dengan keinginan hatiku. Tema Menggali Potensi untuk Mengukir Prestasi. Dengan moderator yang sangat aktif, energik, dan tanggap serta perhatian. Kami diajak mengenal lebih dulu siapa sebenarnya narasumber (narsum) malam itu. Kenal lebih dekat. Dengan memposting link narasumber. Guru Inspiratif: Intip Profilku Yuks (aamnurhasanah12.blogspot.com). Kubaca narasumbernya, Ibu AAm Nurhasanah, S.Pd. langsung terlihat semua terkait biografi singkat beliau.
Muncul berbagai informasi narsumnya. Mulai dari tempat lahirnya, pendidikan, karier, dan karya-karyanya yang mencapai 56 judul dalam satu tahun. Jumlah yang fantastis. Dimulai dari buku Antologi "Semangat Menulis Bersama Bunda Kanjeng" yang terbit tahun 2020.
Narasumber yang luar biasa. Jarang kita bisa bertemu dengan narasumber seperti ini. Masya Allah..masih ada orang hebat seperti beliau ..pikirku. Moderator juga sempat memberi respon tentang pertanyaan yang kuajukan. "Apakah pertanyaan Ibu sudah terjawab? Beliau adalah Ibu Arofiah Afifi, S.Pd.
Masih ingatkah kita dengan lirik lagu ini.. Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia, berlarilah tanpa lelah, sampai engkau meraihnya....kira-kira apa masih ingat apa judulnya. Iya, betul Laskar Pelangi.
Laskar Pelangi ini sangat cocok disematkan untuk narasumber kita, Ibu AAm. karena baru kali ini kita melihat penulis yang begitu luar biasa. Luar biasa semangatnya, luar biasa gerak cepatnya, luar biasa hasil karyanya. Fantastik. Bagaimana tidak. satu tahun beliau sudah mempunyai buku sebanyak 56 buah judul buku.
Dimulai dari buku nomor satunya Antologi "Semangat Menulis Bersama Bu Kanjeng" yang ditulis pada bulan Juli 2020 sampai karya yang paling akhir nomor 56, Antologi "Gairah Menulis Puisi Nusantara". yang ditulis pada bulan Agustus tahun 2022. Masya Allah...banyak banget.
Tak terbayang bagaimana bangganya. Aku juga bangga. karena beliau adalah seorang guru. Guru, sama sepertiku. Seorang perempuan, sama. yang juga punya anak dan keluarga. Sama. Bisa dibayangkan betapa repotnya aktivitas beliau.
Perjuangan Bu Aam tidak sebatas menjadi penulis saja. Setelah lulus dari KBMN 12, mengabdikan dirinya sebagai tim solid Omjay. Selain itu ia juga menjadi moderator. Saat berpengalaman menjadi moderator itulah terbit bukunya yang kedua, berjudul Kunci Sukses Menjadi Moderator Online. Dan, jadilah sebuah buku lagi.
Belajar dari Omjay yakni selalu menulis setiap hari dan mengabadikan menjadi sebuah buku. Dari belajar dari Omjay ini ibu yang pernah kuliah di STKIP Setia Budhi Rangkasbitung ini membukukan setiap pengalaman supaya jadi jejak literasi kita , ungkapnya.
Tidak sampai di situ saja, untuk mengasah keterampilan menulis saya mengikuti tantangan menulis satu minggu. Imbuhnya. Menulis bersama Prof. Eko Indrajit. Akhirnya lolos menjadi penerbit mayor dan bisa mejeng di Gramedia. Media paling bergengsi untuk buku-buku bacaan baik fiksi maupun nonfiksi. Ada juga e-booknya juga, katanya. Jadilah buku yang berjudul "Parenting 4.0: Mengenal Pribadi dan Potensi Anak Generasi Milenial Multiple Intelegence".
Dulunya saya bermimpi, jika suatu saat bukunya bisa terpampang di Gramedia, sekarang baru terwujud. Allah telah memudahkan saya untuk menggapai impian. Katanya dengan penuh rasa bersyukur.
Selain itu beliau juga ikut bergabung dengan komunitas, dan aktif dalam kepengurusan. Mulai dari urutan nomor satu, kepengurusan KBMN Gratis Omjaydan PGRI sebagai admin, sebagai moderator, narasumber sampai urutan 15, sebagai admin Rumah Literasi PMA WIMP faonder Bu Kanjeng.
Prestasi yang pernah diraih sebanyak enam prestasi. Mulai dari juara Lomba juga lomba blog, yang awalnya hanya masuk 10 besar dan mendapatkan sebuah hadiah webcam. Tak patah semangat akhirnya beliau ikut kembali dalam lomba blog PGRI. Alhamdulillah, perjuangan yang tak sia-sia. Juara I. Itu terjadi pada bulan Maret 2021.
Buku solo ketiganya lahir yang berkisah dari bagaimana menulis tanpa jeda selama 28 hari. Isinya berharap bisa memberikan inspirasi melalui tulisan. Sampai pada buku keempatnya, Rajin Menulis Berbuah Manis.
Tak banyak berteori, Ibu yang satu ini menjelaskan materi tanpa banyak teori. Setiap proses yang dilalui ditulis dan diwujudkan menjadi sebuah buku. Pas cocok dengan judul dari pelatihan ini. Beliau banyak memberikan bukti daripada teori. Betul-betul teladan yang baik untuk kami penulis pemula. Aku yang seorang guru yang sudah puluhan tahun saja belum bisa mewujudkan impian. Mengapa guru muda yang satu ini, gampang sekali menjadikan proses kegiatannya sebagai sebuah buku. Karya-karyanya yang menarik mengalir seperti air. Materi yang tak bisa aku lupakan. Gali Potensi Ukir Prestasi. Efektif dan tepat sasaran. Langsung menancap di otakku. Otak bagian long term memory.
Meski sejatinya tak ada yang pernah tahu tentang masa depan, namun aku akan tetap berusaha, berusaha, dan terus berusaha untuk menggali potensi kemudian mengukir prestasi, mantera ajaib dari Ibu Aam, kemudian selalu menulis setiap hari dan lihat apa yang akan terjadi, mantera dari Omjay, akhirnya menjadikan menulis sebagai passion, seperti matera dari Bunda Kanjeng agar harapanku dalam kegiatan KBMN 28 ini adalah bisa mewujudkan impian yakni bisa menerbitkan Buku solo.
Jika guru-guru muda, yang berusia lebih muda dari kita bisa menjadi hebat, bagaimana dengan kita para guru senior...
Keren resumenya Mba semangat
ReplyDeleteTerima kasih, Mbak. Saling semangati gih
DeleteMantab Bu maria
ReplyDeleteMatur nuwun, Pak. ayosaling semangati Pak
Delete